KontanKontan

Broadcom dan Saham Chip Mendongkrak Wall Street pada Jumat (13/12)

Indeks utama Wall Street menguat pada Jumat (13/12), dipimpin Nasdaq yang mencatat kenaikan signifikan.

Hal ini didorong oleh prediksi optimis Broadcom yang menjaga semangat di sektor kecerdasan buatan (AI) dan mengangkat saham-saham chip lainnya.

Melansir Reuters, hingga pukul 9:42 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 86,21 poin (0,20%) menjadi 44.000,33.

S&P 500 naik 23,14 poin (0,38%) menjadi 6.074,39 dan Nasdaq Composite melonjak 129,18 poin (0,64%) menjadi 20.030,82.

Meski S&P 500 dan Dow diproyeksikan mencatatkan kerugian mingguan, Nasdaq berada di jalur untuk menutup pekan dengan penguatan, didorong oleh kepercayaan investor pada saham-saham berbasis AI.

Broadcom memproyeksikan pendapatan kuartalan di atas estimasi Wall Street, serta lonjakan permintaan untuk chip AI khususnya dalam beberapa tahun ke depan.

Saham perusahaan ini melonjak lebih dari 21%, membawa kapitalisasi pasarnya melampaui US$1 triliun untuk pertama kalinya.

“Saya tidak terkejut ketika perusahaan seperti ini melaporkan hasil yang kuat dan menaikkan panduan mereka, terutama di sektor AI yang menjadi pusat perhatian investor saat ini,” ujar Peter Andersen, pendiri Andersen Capital Management.

“Kenaikan saham ini merupakan bagian dari antusiasme berlebihan terhadap sektor tersebut,” tambahnya.

Sektor Chip Mendominasi

Optimisme Broadcom juga mendorong saham-saham chip lainnya. Marvell Technology naik 9,5%, sementara indeks semikonduktor mencatatkan kenaikan 3,7%.

Meskipun tujuh dari 11 sub-sektor utama S&P 500 berada di zona merah, sektor teknologi informasi naik lebih dari 1%, mengimbangi penurunan lainnya.

Kenaikan ini mengikuti reli teknologi yang konsisten, yang mendorong Nasdaq melampaui angka 20.000 untuk pertama kalinya pada Rabu (11/12).

Selain itu, ekspektasi pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve minggu depan menambah dorongan pada pasar.

Menurut alat FedWatch dari CME, peluang pemotongan suku bunga pada pertemuan bank sentral 17-18 Desember berada di atas 96%. Namun, peluang jeda pada Januari juga terlihat cukup tinggi.

“Pemotongan suku bunga pada Desember, mengingat kenaikan terkini pada CPI dan PCE, mungkin bukan langkah kebijakan moneter yang paling bijaksana,” kata Ermengarde Jabir, direktur riset ekonomi di Moody’s, dalam catatannya.


المزيد من الأخبار من Kontan

المزيد من الأخبار