Darvas box adalah metodologi trend following dimana garis ditarik pada area konsolidasi, high dan low sehingga membentuk sebuah kotak atau box.

Mengingat metodologi ini adalah “trend following”, maka trend harus ada. Dalam hal ini uptrend. Jadi darvas box tidak bisa digunakan pada fase sideways.

JPFA sendiri sudah mengalami fase uptrend dan kemudian berkonsolidasi membentuk darvas box dengan support 1730 dan resistance 1820.

Nicholas Darvas sendiri sebagai pencetus metode ini menyarankan untuk membeli saat harga breakout dari Darvas box.

Namun untuk kasus JPFA, saya lebih suka membeli saat harga berada dalam Darvas box atau saat harga berkonsolidasi. keputusan ini saya ambil karena alasan fundamental.

JPFA adalah saham dengan PBV 1.81 tapi mampu memberikan ROE sebesar 20%. Sedangkan perusahaan yang sama yaitu CPIN memiliki PBV 3.97 dengan ROE 19%, Jadi secara valuasi, JPFA lebih atraktif

Konfirmasi lain datang dari indikator momentum yaitu RSI.

Terdapat bullish divergence pada RSI namun bukan RSI divergence biasa. Yang saya maksud dengan bullish divergence biasa adalah divergence dimana harga membentuk lower low tapi RSI higher low.

Namun yang terjadi pada JPFA bukanlah bullish RSI divergence biasa melainkan bullish hidden RSI divergence.

Bullish hidden RSI divergence sendiri mengharuskan adanya uptrend (sama seperti syarat darvas box).Setelah itu harga membentuk higher low tapi RSI membentuk lower low.

JPFA terlihat mengalami RSI bullish hidden divergence karena pada masa konsolidasi (darvas box) higher low terbentuk.

Sedangkan RSI menunjukan terjadinya lower low dengan berada diatas 50.

Cutloss jika close dibawah darvas box (1820)
Fundamental AnalysisTechnical IndicatorsTrend Analysis

test
يعمل أيضًا:

منشورات ذات صلة

إخلاء المسؤولية